Sabtu, 26 November 2011

Menakar Nasionalisme Kaum Pelajar


Menakar Nasionalisme Kaum Pelajar
Oleh : Agus Syahputra

Perdebatan mengenai nasionalisme para pelajar yang lebih memilih mendukung atlet dari Negara lain pada even Sea Games ke XXVI mestinya tidak perlu berkepanjangan. Pasalnya, masalah yang diperdebatkan adalah permasalahan klasik serta tidak esensial. Sederhananya, jiwa nasionalisme tidaklah semata diukur dari hal semacam itu.
Berbicara nasionalisme sama sekali tidak ada takaran yang pasti. Persoalannya, bahwa para pelajar itu  telah menerima uang dari pihak tertentu untuk memberikan dukungan keparda salah satu negara yang ikut berlaga dalam pesta olah raga Se- Asia Tenggara tersebut adalah sah-sah saja, karena mereka hanya sekadar memeriahkan, bahkan tidak ada sama sekali terlintas dalam pikiran mereka untuk menjual rasa nasionalismenya.
Ibarat kata pepatah, ke manapun seseorang merantau, niscaya suatu saat ia akan kembali ke kampong halamannya. Hal ini mengisyaratkan bahwa, meskipun seseorang, dalam konteks Sea Games, malah justru mendukung negara lain, maka ia pun pasti tidak akan melupakan tanah di mana ia dilahirkan. Bahasa sederhananya, para pelajar tersebut, dalam hati terkecilnya pasti tetap mendukung Negara di mana ia dilahirkan. Terlebih, meraka hanya mendapatkan tugas untuk ikut berpartisipasi dalam menyukseskan pesta olah raga tersebut untuk memperlihatkan  bahwa Indonesia sebagai tuan rumah mampu menjadikan ajang Sea Games ini sebagai alat diplomasi serta menjalin persahabatan sekaligus pemersatu negara-negara di Asia Tenggara.
            Dengan demikian, kebijakan panitia penyelenggara yang menginstruksikan kepada beberapa sekolah untuk memberikan dukungan kepada negara yang ikut berlaga merupakan tujuan yang mulia dan semua yang dilakukan oleh para pelajar tersebut merupakan sikap nasionalisme yang tinggi, karena mereka ingin memberikan citra baik untuk bangsa ini. Semestinya persoalan tersebut tidak ditanggapi dengan sikap antipati, karena banyak hal yang harus kita selesaikan terkait masalah nasionalisme dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan pesta olahraga seakbar sea-games ini.
            Ada  banyak hal yang harus kita selesaikan mengenai nasionalisme anak bangsa. Sebab, kita sama-sama menyadari bahwa jiwa nasionalisme sedang mengalami degradasi yang cukup menghawatirkan, seperti, kasus tawuran antar pelajar yang sampai saat ini belum teratasi, konfilik yang terjadi di masyarakat, gerakan sapararis yang bergejolak di beberpa daerah dan lain sebagainya. Padahal, beberapa persoalan tersebut lebih substansial karena mengancam kesetabilan negara serta menggiring bangsa ini kepada disintegrasi. Inilah sebenarnya persoalan besar yang akan terus mengancam nasionalisme anak bangsa kita dan patut diperhatikan secara bersama.
            Terlepas dari itu, fakta yang menunjukkan bahwa  praktek kekerasan antar anak bangsa yang terus bergejolak adalah realita yang mestinya pertama kali dijadikan sorotan tajam jika kita ingin memperdebatkan nasionalisme anak bangsa ini dan bukan persoalan kecil yang sebenarnya tidaklah perlu diperdebatkan itu.
            Menurut penulis, ada beberapa hal yang harus menjadi prioritas utama dalam mengembalikan semangat nasionalisme tersebut. pertama, peran lingkungan sekola dalam membentuk karakter paserta didik. Kedua, peran aktif organisasi pemuda sangat diharapkan dalam memberikan pemahaman nasionalisme di kalangan pemuda. Ketiga, memberikan perhatian khusus kepada masyarakat yang berada di daerah konfilik dan daerah perbatasan. Yang terakhir adalah peran pemerintahlah yang dituntut aktif untuk mengapresiasi lembaga yang mengkampanyekan semangat nasionalisme anak bangsa.
            Dengan demikian, persoalan nasionalisme tidak akan menjadi perdebatan yang panjang lagi sehingga tidak akan ada pemaknaan yang keliru terhadap nasionalisme. Sebab, yang kita inginkan bukanlah nasionalisme semu, tetapi nasionalisme yang substansial. Dan dalam konteks kaum pelajar, jiwa nasionalisme dapat ditumbuh-kembangkan dengan banyak cara, sikap dan kesadaran merekalah yang harus terus dipupuk.

0 komentar:

Posting Komentar

Site Search